Penemuan Kursi Batu di Sumatra Selatan

Posted by hsajax Senin, 18 Oktober 2010 0 komentar



Warga Dusun Talangkubangan, Kelurahan Kancediwe, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan kembali menemukan peninggalan zaman megalitik berupa batu kursi "Trimurti" diperkirakan berumur ribuan tahun, di perkebunan kopi milik Ali, Senin.

Di lokasi penemuan itu, menunjukkan kursi batu tersebut berada di kawasan air terjun tujuh putri yang berjarak sekitar dua kilometer dari Dusun Talangkubangan, Kecamatan Dempo Selatan.
Batu megalit ini juga tampak seperti kursi sofa makan yang berada di tengah kebun, dan dikelilingi batu gunung, namun nampak kurang terawat.

"Lokasi penemuan megalit kursi batu ini berjarak dua kilometer dari Dusun Talangkubangan atau satu jam dengan berjalan kaki menelusuri tebing dan kebun kopi, sekitar 25 km dari pusat Kota Pagaralam," kata tokoh masyarakat setempat, Ali.

Menurut dia, penemuan kursi batu itu berada di areal perkebunan kopi di kawasan sekitar Sungai Indikat dan hutan lindung perbatasan Pagaralam dan Lahat.
Kursi batu ini ukuran tempat duduknya 50 cm x 50 cm, dan tinggi sandaran 50 cm, dengan lebar 50 cm.
Batu ini dianggap keramat dan menurut cerita di tempat itu sering muncul sosok putri cantik saat hujan disertai sinar  matahari.

Kursi Batu di Sumatra Selatan
Sejumlah warga Dusun Talangkubangan juga mengaku sering bermimpi didatangi putri "Trimurti". "Selain sudah menjadi cerita turun-temurun, pemberian nama Trimurti karena sudah banyak yang bermimpi didatangi putri dengan mengaku nama itu," ujar dia lagi.

Ali mengatakan, sebetulnya kursi batu itu sudah sering didatangi orang, mengingat lokasinya berada di sekitar perkebunan kopi dan tempat warga lain yang akan lewat untuk menuju kebun lainnya yang terletak di pinggir hutan lindung Talangkubangan.

"Meskipun ada warga yang datang, tapi karena dianggap keramat sehingga tidak satu pun batu tersebut hilang atau bergeser, kecuali karena gejala alam. Warga sekitar juga takut merusak peninggalan megalitik tersebut karena sering ada kejadian bila bebatuan itu dipindah atau dirusak," kata dia pula.
Namun dia menegaskan, sepengetahuannya belum pernah ada yang datang ke lokasi kursi ini untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian, sehingga nampak seperti kurang terawat.

Warga setempat juga mengaku takut, karena adanya cerita turun temurun sering muncul putri di sekitar daerah itu.  "Kami tidak tahu apakah kursi itu sengaja dibuat tangan manusia zaman dahulu atau hanya berupa gejala alam. Tapi banyak kejadin aneh bila batu itu dipindahkan atau digeser," kata dia.
Sejak pertama kali ditemukan, hingga saat ini tidak ada perubahan posisinya, kecuali kondisi batu mulai miring karena tepat berada di bawah batu itu diketahui terdapat aliran air sehingga terjadi pengikisan.
Peneliti dari Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti, menyatakan bahwa penemuan batu yang diduga dari zaman megalitik itu masih perlu ada tindak lanjut untuk membuktikan kebenaran batu itu megalit atau bukan.

Namun untuk memastikan dari zaman apa dan jenis batu itu, perlu dilakukan penelitian lagi termasuk jenis batu berupa kursi itu. "Tapi kalau melihat dari bentuknya, diperkirakan peninggalan itu sudah berumur ribuan tahun," ujar dia lagi.

Sumber : Kompas.com


0 komentar:

| Sampaikanlah Unek2 Anda Walau Satu Ayat |